Jumat, 21 November 2008

PERGULATAN PANJANG MENGGAPAI KESEMBUHAN

PERGULATAN PANJANG MENGGAPAI KESEMBUHAN
Setelah 40 tahun menderita diabetes.
Bp. H. Arif Samah - Blok A3 no 10 Sektor 1.6 - Bumi Serpong Damai.
Satu demi satu saudara kandung saya meninggal karena penyakit diabetes yang diderita puluhan tahun lamanya. Saya sulung dari lima bersaudara yang kesemuanya punya pabrik gula atau menderita diabetes karena keturunan dari orang tuanya. Penyakit saya sebenarnya sudah muncul sejak sebelum saya menikah.
Segala macam upaya untuk beroleh kesembuhan sudah saya coba namun ternyata belum ada hasil yang nyata. Mulai dari Sinshe sampai pengobatan medis modern, dari berbagai dokter yang ada di negeri ini sampai berobat ke dokter-dokter di Singapura belum juga ada hasil yang memuaskan. Kalau dihitung-hitung mungkin sudah ada ratusan juta yang saya habiskan untuk mengobati penyakit yang menyiksa dan menjengkelkan ini. Pokoknya apa kata dokter saya sudah ikutin tapi kadar gula darah saya tak pernah bisa normal.Kata dokter memang tak ada obat yang benar-benar bisa sembuhkan diabet. Ya diabet nggak bisa sembuh. Akhirnya dokter menyarankan agar sayapun menggunakan suntik insulin.Namun entah karena apa kadar gula darah saya makin jelek, setelah makan 650.
Awal Desember saya bersama adik kandung saya yang sudah komplikasi gagal ginjal, ingin berupaya mengobati penyakit ini ke Singapura karena saya kecewa dengan pelayanan dokter dan Rumah Sakit di Indonesia. Menurut informasi banyak teman, dokter-dokter di Singapura lebih canggih dan terpercaya. Meski dana yang harus dikeluarkan cukup mahal kami berdua merasa mantap mencoba kecanggihan bangsa lain. Apalagi selain kadar gula darah saya cukup tinggi ternyata saya juga menderita polip di usus. Lama pengobatan yang harus saya jalani memakan waktu satu minggu.
Sepulang dari Singapura ternyata penyakit saya bukannya membaik malah makin buruk. Kedua kaki saya justru bengkak, memerah, sulit digerakkan dan mati rasa (kebas). Untuk jalanpun sangat sulit, sehingga harus duduk di kursi roda. Para tetangga dan keluarga banyak yang menjenguk termasuk ibu Alexia adik bungsu dari ibu Ning Harmanto yang juga menjadi pengobat tradisional dan praktek di di Perumahan Bumi Serpong Damai jl. Kubis I Blok A1 no 20 Sektor 1.6. Sesungguhnya tahun lalu saya sudah pernah mencoba menggunakan ramuan Mahkota Dewa ibu Ning Harmanto namun karena kurang serius, kurang sabar dan kurang begitu percaya sehingga hasilnya belum nampak nyata dan tyidak memuaskan. Selain itu saya masih sangat mempercayai pengobatan modern dari dokter yang terpercaya.
Yang membuat saya shock dan stress berat, adik kandung saya yang bersama-sama berobat ke Singapura akhirnya meninggal. Karena kondisi kaki saya bengkak dan tak bisa digerakkan, saya tak bisa menghadiri pemakaman adik saya yang tinggal di Medan. Kematian adik saya benar-benar membuat saya putus asa dan merasa sudah tak ada lagi harapan kesembuhan. Empat orang adik kandung saya kesemuanya telah meninggal karena Diabetes. Saya mulai berpikir apa gunanya minum obat dokter bahkan juga apa gunanya saya dan adik berobat ke Singapura kalau hasilnya sama saja. Bukannya membaik namun justru makin hari makin parah.
Akhir bulan Desember 2003 secara kebetulan saya melihat tayangan Kiat Usaha di ANTV di mana ibu Ning Harmanto diwawancarai pelawak kondang Miing Bagito. Dari wawancara tersebut tersirat keyakinan bu Ning dalam menekuni ramuan Mahkota Dewa. Semua pengalaman bu Ning diltuliskannya dalam beberapa buah buku. Saya berkesimpulan bahwa ramuan Mahkota Dewa ini memang benar-benar bisa dipercaya. Rasanya ada secercah harapan yang menggembirakan. Akhirnya saya sekeluarga sepakat mencoba lagi menggunakan ramuan ibu Ning melalui adiknya ibu Alexia yang tinggal di Bumi Serpong Damai dan kebetulan memang tetangga dekat. Saat itu kondisi fisik saya memang sudah parah, kaki bengkak tak bisa bergerak lalu kadar gula darah juga mencapai 600. Untuk pengobatan tahap awal ibu Alexia memberikan ramuan Teh Racik Made dan Teh Daun Dewa untuk diminum. Saya dianjurkan untuk banyak berdoa dan memohon kesembuhan kepada Allah. Sebagai obat luar untuk menghilangkan bengkak dan memerah di kaki dianjurkan menggunakan Rebusan buah dan daun Made serta daun dewa dan garam untuk merendam kaki hangat-hangat kuku pagi dan sore hari.
Sungguh seperti ada keajaiban dan mukzizat luar biasa dari Allah SWT. Dalam waktu seminggu kaki saya mulai bisa digerakkan serta tidak mati rasa lagi. Istri saya terus berkonsultasi dengan ibu Alexia dan memberitahu perkembangan penyakit saya. Karena kaki masih bengkak oleh ibu Alexia dianjurkan untuk ditambah dengan Teh akar alang-alang. Syukur alhamdulilah kaki mulai kempis dan saya bisa berjalan lagi. Saya bisa menghadiri peringatan 40 hari meninggalnya adik kandung saya di Medan. Kepergian adik saya membawa perubahan pada diri saya. Kalau tadinya saya begitu meyakini obat dokter, kini saya jadi tak percaya lagi. Buktinya adik saya sudah jauh-jauh ke Singapore ditangani dokter yang canggih-canggih dan terpercaya ternyata malah tak tertolong lagi. Baru tiga minggu saya dengan serius menggunakan obat tradisional Mahkota Dewanya Ibu Ning ternyata benar-benar membawa berkah, saya bisa berjalan lagi. Karena kekecewaan terhadap pengobatan modern, saya tidak mau lagi suntik insulin atau berobat ke dokter.
Hingg saat ini bulan April 2004, saya benar-benar putus hubungan dengan insulin dan obat-obatan modern. Sekarang saya hanya mengkonsumsi ramuan Mahkota Dewa berupa TR Made, TR Daun Dewa dan TR Alang-alang dan gula darah saya bisa normal. Kini saya mulai bisa menemani istri untuk berbelanja ke Super market juga melakukan kegiatan sosial di masyarakat. Saya benar-benar bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk kesembuhan penyakit ini. Saya bisa hidup bahagia bersama isteri dan keempat anak saya. Sekali lagi terima kasih ya Allah. Kemanapun saya pergi selalu saya ceriterakan kisah kesembuhan penyakit saya. Indonesia ternyata punya potensi obat diabetes yang menjanjikan.

Tidak ada komentar: