Jumat, 21 November 2008

Khasiat Mahkota Dewa

Khasiat Mahkota Dewa

[ image disabled ] Buah mahkota dikenal ampuh untuk mengobati berbagai jenis penyakit. Tanaman yang berasal dari Jawa ini ternyata juga sangat potensial untuk dikembangkan di Sumut. Bagi masyarakat Medan umumnya sudah menyadari khasiatnya.Karena potensi itulah Nuraini tergerak untuk membudidayakannya. Ia meyakini, buah mahkota dewa dengan agroklimat Sumut memiliki khasiat lebih baik jika dibandingkan dengan buah yang berasal dari Yogyakarta. "Buah yang berasal dari Yogya dagingnya berongga, sedangkan kalau yang dari Sumut lebih padat," ujar Nuraini, Senin (30/7) di tempat tinggalnya Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.Nuraini menggeluti usaha budidaya buah mahkota dewa ini sejak empat tahun lalu yang dilatarbelakangi berbagai penyakit yang diderita suaminya. Karena mahalnya biaya pengobatan, akhirnya ia mencari perobatan alternatif yang bisa berlaku efektif. Bersama sang suami, ia pun melakukan berbagai upaya, termasuk mengonsumsi buah mahkota dewa. Ternyata hasilnya sangat efektif, kadar gula suaminya bisa menurun drastis. Selain melihatnya sebagai sebuah peluang bisnis, Nuraini juga ingin membantu pesakitan yang tidak mampu melakukan pengobatan karena mahalnya biaya. Untuk itu ia mencoba mengembangkan tanaman mahkota dewa ini dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya yang cukup luas, 1.000 m2 dikurangi dengan luas bangunan 135 m2. Untuk memperoleh bibit mahkota dewa ini ia memesan secara khusus buah segar dari Yogyakarta. Setelah satu tahun ternyata buah ini sudah mulai produksi. Secara perlahan ia mulai menambah tanaman lagi, hingga kini paling tidak ada 120 tanaman yang mengelilingi pekarangan rumahnya. Dan, untuk memudahkan pengutipan buah, ia selalu memangkas hingga tingginya tidak lebih dari 1,5 meter. Produksinya sepanjang tahun. Setiap bulan, paling tidak ia bisa mengumpulkan 40 kg buah segar atau 8 kg buah yang telah dikeringkan. Menurut guru Bahasa Inggris SMPN I ini, budidaya tanaman mahkota dewa relatif mudah. Biji yang telah disemai dan siap ditanam ini ditempatkan dalam lubang dengan media pupuk kandang. Dalam melakukan perawatan, Nuraini mengakui, tanaman ini tumbuh dengan baik tanpa perlakuan khusus. "Paling hanya penyiraman pada saat musim kemarau. Saat usianya memasuki satu tahun, tanaman ini pun sudah mulai produksi," jelasnya. Satu-satunya hama adalah semut. "Tetapi semut ini langsung saya kendalikan dengan insektisida," katanya. Dijelaskan Nuraini, ketika buah mulai tua dengan semburat warna merah, buah dikumpulkan untuk dilakukan pengolahan. Buah-buah ini diiris tipis, dijemur hingga kering. Saat cuaca panas, pengeringan ini memakan waktu hingga tiga hari. Setelah warnanya berubah kecokelatan, barulah buah ini dikemas dalam kantong plastik kapasitas setengah ons dan dijual dengan harga Rp 10.000. Ramuan ini diyakini mampu mengobati berbagai jenis penyakit, di antaranya menurunkan kadar gula. "Cara mengonsumsinya cukup mudah, buah mahkota dewa yang telah kering ini diseduh dengan air panas, baru diminum," jelas Nuraini. Selain mahkota dewa, saat ini ia juga sedang berupaya untuk mengembangkan tanaman murbei. Setelah dikeringkan, daun murbei diyakini mampu mengobati berbagai penyakit seperti sakit kepala sebelah (migran), sakit gigi, menurunkan kadar gula, ngilu tulang, menurunkan kadar kolesterol dan berbagai jenis penyakit lainnya. Menurutnya, daun murbei belum dikenal masyarakat luas. Sejumlah industri perobatan menjual ekstrak daun murbei dengan harga yang cukup mahal. Padahal, cara pengelolaannya sederhana. Karena itu ia ingin mengembangkan tanaman ini sebagai salah satu perobatan alternatif yang murah tetapi tetap berkhasiat. Karena masih sangat jarang, harga daun murbei ini relatif mahal. Ia menjual dengan harga Rp 25.000 per setengah ons.Mestika >> Global Medan

Tidak ada komentar: